Kamis, 16 Februari 2012

10 Tips Dasar Untuk Menghasilkan Foto Yang Lebih Baik (Part 1)



Apakah kamu merasa memiliki sebuah mata yang artistik?
Kamu melihat dunia dengan cara yang unik , menarik , dan berbeda. Kamu ingin berbagi kepada dunia menggunakan visi unikmu sendiri melalui fotograf,i tetapi salah satu hambatan terbesar seorang fotografer adalah ketika mereka kembali ke komputer mereka dan memindahkan hasil foto dari kamera dan hasilnya tidak sesuai dengan visi mereka saat mengambil foto. Apakah hal ini pernah terjadi pada kamu? Saya harus menekankan bahwa berbagi tips di blog ini adalah seperti pedang bermata dua: kamu dapat menggunakannya untuk lebih tepat menggambarkan visi dalam pikiran anda ke dalam sebuah foto, atau dapat digunakan untuk mereproduksi secara akurat apa yang diamati mata kamu secara fisik. Kedua hal ini jelas sangat berbeda.

Berikut 10 tips  untuk membantu kamu menangkap apa yang sebenarnya kamu lihat : 

1. Tentukan objek utama dari sebuah foto
Apa yang mata kamu lihat begitu menarik? Apakah objek tertentu? Apakah itu posisi dari beberapa elemen dalam pandanganmu? Apakah warna yang anda lihat, atau bagaimana mereka berinteraksi? Kamu tahu apa yang menarik, jadi atur frame foto untuk menghilangkan gangguan. Ingat bahwa seseorang yang melihat gambar anda kemudian tak akan tahu tentang segala sesuatu yang tidak ada didalam frame, jadi tinggalkan cukup banyak agar imajinasi mereka seperti yang anda pikirkan. Misalnya, jika anda mengambil gambar seorang anak berlari di taman, bergeraklah ke sekitar sehingga kamu tidak mengambil background permainan sepak bola atau tempat bermain bersaing untuk mencari perhatian dalam frame, sehingga hasilnya senatural mungkin. Biarlah orang melihat hasil jepretan kamu membayangkan bahwa anak itu hanya berjalan melalui sebuah lapangan terbuka, sehingga membuat citra foto menjadi lebih kuat .

2. Selalu ingat bahwa mata kita memiliki dynamic range yang lebih bagus dibandingkan dengan kamera kita
Pernahkan kamu mengambil foto dimana kamu masih bisa melihat subjek dengan jelas dengan latar belakang cahaya yang sangat terang, kemudian saat kamu melihat hasil 'jepretan' kamu, ternyata subjeknya sangat gelap atau menjadi siluet? Dynamic range mempengaruhi bagaimana kita dapat melihat cahaya yang sangat terang dan sangat gelap pada saat yang sama. Mata manusia yang memiliki dynamic range yang sangat tinggi, memungkinkan kita untuk melihat subjek dengan jelas dalam keadaan sangat gelap  terhadap latar belakang cahaya yang sangat terang. Di sisi lain, kamera memiliki dynamic range yang jauh lebih rendah. Hal ini membuat hampir mustahil kamera untuk menangkap apa yang anda lihat, karena kita melihat jauh lebih baik dari kamera yang kita miliki.

3. Mengontrol Aperture atau Bukaan Lensa untuk menentukan DOF (Depth Of Field) 
Kebanyakan fotografer cepat mengetahui shutter speed (kecepatan rana) dan ISO, tetapi lebih sedikit tampaknya yang memahami kekuatan pengaturan aperture pada kamera mereka. Saya bisa dengan mudah mendedikasikan sebuah posting dengan topik kontrol aperture, tetapi untuk sekarang saya akan meringkasnya seperti ini: Sebuah aperture/bukaan lebar (angka F kecil) akan menghasilkan kedalaman fokus yang sangat sempit yang membuat background foto jadi blur/bokeh. Sebuah aperture yang sangat kecil (jumlah F besar) akan menghasilkan kedalaman fokus yang sangat dalam. Apa artinya? Ini berarti bahwa kamu dapat mengendalikan seberapa fokus/tidak fokus subjek serta seberapa terang non-subjek bagian-bagian dari gambar yang diambil. Pada umumnya portrait menggunakan bukaan besar (F kecil) dan landcape menggunakan bukaan kecil (F besar).

4. Komposisi yang baik dapat menguatkan dan memperkuat citra dari sebuah foto
Teknik ini mungkin akan membuat beberapa orang menggelengkan kepala, karena saya akan meminta untuk benar-benar menggerakkan kakimu sambil men'jepret'. Banyak fotografer pemula terlalu bergantung pada fakta bahwa mereka telah memiliki zoom, dan mengorbankan berbagai kemungkinan komposisi yang baik karena mereka menolak untuk menggerakkan kaki mereka untuk lebih mendekat atau menjauh dari subjek mereka. Jangan salah paham, saya mendukung kalian dalam menggunakan zoom tapi saya ingin kalian untuk memahami apa yang kalian melakukan. Ketika anda men'zoom' , kalian tidak hanya mendapatkan subjek untuk tampil lebih besar, tapi kalian juga memotong bagian dari latar belakang yang mungkin menjadi bagian dari apa yang anda inginkan untuk difoto. Kadang-kadang lebih baik untuk men'zoom' lebih jauh keluar dan menggerakkan kaki anda untuk lebih dekat ke subjek . Hal ini akan membuat subjek anda lebih besar dan juga menangkap suasana lebih banyak untuk menggambarkan lebih baik sesuai dengan yang kalian lihat. Tentu saja, begitu pula sebaliknya. Kamu dapat menggunakan zoom untuk berhati-hati memutuskan apa yang akan menjadi bagian dari background dan apa yang ingin anda perlihatkan.

5. Selalu sigap - Sebuah momen datang dan pergi dengan cepat
Saya tak bisa menghitung berapa kali dimana saya berada diposisi yang sempurna dan momen tepat, namun saya tidak membawa kamera atau batre kameranya habis atau setting yang salah. Beberapa kesempatan untuk mengabadikan sebuah momen hanya berlangsung satu atau dua detik saja, dan jika kamu tidak memiliki kamera menyala di tangan anda, serta tanpa settingan yang tepat, anda kamu akan melewatkannya dan menyesal. Ketika saya men'jepret', saya sering (seperti beberapa kali per menit) memeriksa lagi pengaturan kamera saya. Saya terus menerus menyesuaikan exposure triangle (bukaan lensa, shutter speed, ISO) yang cocok untuk apa yang saya jepret sehingga saya selalu dapat siap jika kesempatan tiba.

Apakah tips-tips ini berguna untuk kamu? Saya sangat mengharapkan komentar (baik & buruk!), jadi berikan komentar kalian dibawah!  Bagian kedua akan menyusul kemudian.. ;)

Translated and improved from improvephotography.com

Muhammad Ilham (@ilhaman)
IDDsquare Photography
CEO of Digiticon
ilhaman2001@yahoo.com
085220022355

Tidak ada komentar:

Posting Komentar